Sabtu, 07 Mei 2011

Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis

1.      Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yan didifusi si tandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodus. Pembentukan jaringan ikat saja seperti sindrom felty dan trasisformasi nodulas parsial bukanlah suatu sirosis hepatis. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi modus distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan-perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.
Ada tiga tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati:
a.       Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional) dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal
b.      Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat-akibat dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
c.       Sirosis bilier dimana pembentukan jaringan parut terjadi didalam hati sekitar saluran empedu
Secara morfologi sirosis hati dibagi 2 jenis yaitu mikronodular (portal), makronodular (pascanekrotik) dan jenis campuran, sedang dalam klinik dikenal 3 jenis, yaitu portal, pasnekrotik dan barier.
Penyakit-penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vean hepatica, penyakit Wilson, hemokromostis; zat toksik, dan lain-lain.
2.   Patofisiologi
      Terlampir
3.      Manifestasi klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi pada etiologinya, didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut:
a.       Gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anorexia, mual, muntah dan diare
b.      Demam, berat badan turun, cepat lelah
c.       Asites, hidrotoraks dan edema
d.      Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
e.       Hepatomegail, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis
f.       Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding abdomen dan toraks, kaput medusa, wasir dan varises esophagus.
g.      Kelainan endokrin yang merupakan tanda dan hiperestrogenisme, yaitu:
1)      Impotensi, atrofi testis, ginekomastia, hilangnya rambut aksila dan pubis
2)      Amenore, hiperpigmentasi areola mammae
3)      Spider nevi dan eritma
4)      Hiperpigmentasi
h.      Jari tubuh
Angka kejadian aerosis hepatis dan hasil autopsy seitar 2,4 % (0,9 % - 5,9 %) di barat. Angka kejadian di Indonesia menunjukkan pria lebih banyak sirosis hepatis dari wanita.
4.      Pathogenesis
Infeksi hepatis viral tipe B atau C menimbulkan peradangan sel hati. Peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi daerah yang luas (hepatoseluler) terjadi kolaps lobules hati dan ini memacu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa bias dibentuk dari sel reticulum penyangga yang kolaps dan berubah jadi parut, jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah porta yang satu dengan yang lainnya atau porta dengan sentral.
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul dengan berbagai ukran dan ini menyebabkan distorsi peradangan pembuluh hepatic dan gangguan aliran darah porta dan menimbulkan hipertensi portal.
Hal demikian dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi prosesnya lebih lama. Tahap berikutnya terjadi peradangan dan nekrosis pada sel duktules atau sinusoid, retikum endota, terjadi fibrogenesis dan septa aktif. Jaringan kolagen berubah dari reversible menjadi irreversible bila telah terbentuk. Septa permanen yang aselular pada daerah porta dan parenkim hati.
Pada sirosis hati dengan etiologi hemokromatis,  mengakibatkan fibrosis daerah periporsal pada sirosis alkoholik timbul fibrosis daerah sentral.
A.    Asuhan keperawatan pada sirosis hepatis
1.      Pengkajian
-          Identitas kloien
-          Riwayat kesehatan kien
-          Pola nutrisi: kaji kebiasaan makan dan minum klien saat di rumah dan di rumah sakit
-          Pla eliminasi: kaji kebiasaan BAB dan BAK klien
-          Pola istirahat
-          Pola kativitas
-          Personal hygiene
-          Pemerikasaan fisik
o   Keadaan umum klien
o   Kesadaran
o   Mobilisasi
o   TTV
o   Kepala dan wajah
o   Mata
o   Telinga
o   Hidung
o   Mulut dan gigi
o   Leher
o   Abdomen
o   Dada
-          Pencernaan
o   Gejala
o   Nyeri abdomen
o   Meteorismus (kembung)
o   Edema
o   Pendarahan gastrointestinal
o   Memar
o   asites


Untuk lebih lengkapnya silahkan download di sini




Tidak ada komentar:

Posting Komentar