Rabu, 25 Mei 2011

Askep Perdarahan ibu hamil dengan Abortus, Mola Hodatidosa, Kehamilan Ektopik

  1. Konsep Dasar
1.      Abortus
a.   Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
b.   Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1)      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia delapan minggu. Fakor yang menyebabkab kelainan ini adalah
a)      Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosom X.
b)      Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c)      Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obata, tembakau dan alkohol.
2)      Kelainan pada plasenta misalnya pada endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.
3)      Faktor maternal seperti pneumonia, tifus,  anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4)      Kelainan traktur genetalia seperti inkompetensi serviks( untuk abortus pada trimester 2) retroversi uteri, mioma uteridan kelainan bawaan uterus.


c.   Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara dalam. Jadi, hasil konsepsi dapat dikluarkan seluruhnya.Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan lebih dulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong kosongamnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya, janin lahir mati,janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

d.   Manifestasi Klinis
1)   Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2)   Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal artau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3)   Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4)   Rasa mulas atau keram perut didaerah atas atau simfisis sering disertai nyeri pinggang akibat kontraseksi uterus.
5)   Pemeriksaan ginekologi
a)   Inspeksi vulva : perdarahan pervaginum, ada atau tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercuim atau tidak bau busuk dari vulva.
b)   Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium iteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau tidaknya cairan bau busuk dari ostium.
c)   Colok vagina : porsuio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atrau tidaknya jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavumdouglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

e.   Pemeriksaan Penunjang
1)   Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2)   Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3)   Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

f.       Komplikasi
1)      Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi.
2)      Pada missed abortion denagan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan.

g.      Diagnosis
Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas :
1)      Abortus iminens, perdarahan pervagina pada kehamilan kurang dari 20 minggu tanpa ada tanda-tanda dilatasi servik yang meningkat.
2)      Abortus insipiens, bila perdarahan diikuti dengan dilatasi serviks
3)      Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa.
4)      Abortus komplit bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5)      Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

h.      Penatalakasanaan
1)      Abortus iminens
a)      Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan ransang mekanik berkurang
b)      Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
c)      Tes kehamilan dapat dilakukan bila hasil negatif, mungkin janin sudah mati.Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
d)     Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
e)      Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
f)       Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

2)      Abortus Insipiens
a)      Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolonganselama 36 jam dengan diberikan morfin.
b)      Pada kehamilan kurang dari 12 minggu yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memekai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam.Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
c)      Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5 % 500 ml dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
d)     Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.


3)      Abortus inkomplit
a)      Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaClfisiologis atau ringer laktat dan selakas mungkin ditransfusi darah.
b)      Setelah syok diatasi, lakukan kerokan denagn kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular
c)      Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluran plasenta secara manual.
d)     Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

4)      Abortus komplit
a)      Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3 sampai 5 hari.
b)      Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
c)      Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

5)      Missed Abortion
a)      Bila kadar firinogan normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b)      Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c)      Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilaltator hegar.
d)     Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes /menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus.
e)      Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dindimg perut.

6)      Abortus Septik
Abortus septik harus dirujuk dirumah sakit
a)      Penanggulangan infeksi
                                                                         I.      Obat pilihan pertama penisilin prokain 800.000 IU intramuskular setiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam.
                                                                      II.      Obat pilhan kedua ampisilin 1 gr peroral selanjutnya 500 gr tiap 4 jam ditambah metronidazol 500 mg tiap 6 jam.
                                                                   III.      Obat pilihan lainnya ampisilin dan kloramfenikol, penisilin dan metronidazol, ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.
b)      Tingkatkan asupan cairan
c)      Bila pardarahan banyak lakukan mtransfusi darah
d)     Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atrau lebih  cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi haris dikeluarkan dari uterus.

Selengkapnya Download Disini







Tidak ada komentar:

Posting Komentar