Minggu, 05 Juni 2011

Asuhan Keperawatan Gagal Nafas


1.      DEFINISI
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi.
Gagal nafas adalah petukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksemia,hiperkapnia,dan asidosis.(Arif Muttaqin 2008,hal 214)
2.      ETIOLOGI
1.      Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2.  Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas.

3.      PATOFISIOLOGI
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang bebrbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksemia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksemia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan denganefek yang dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiood. Pneumonia atau dengan penyakit paru paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
4.      TANDA DAN GEJALA
a. Tanda
Gagal nafas total
• Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
• Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga  ada pengembangan dada pada inspirasi
• Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan
Gagal nafas parsial
• Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.
• Ada retraksi dada
b. Gejala
• Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
• Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

5.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.      Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
Pemeriksaan gas darah arteri penting untuk menentukan adanya asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik,serta untuk mengetahui apakah klien mengalami asidosis metabolik serta alkalosis metabolik atau keduanya pada klien yang sudah lama mengalami gagal nafas.Selain itu, pemeriksaan ini jugasangat penting untuk mengetahui oksigenasi serta evaluasi kemajuan therapi atau pengobatan yang diberikan pada klien.



b.      Pemeriksaan rontgen dada
Berdasarkan pada foto thoraks PA/AP dan lateral serta fluoroskopi akan banyak data yang diperoleh seperti terjadinya hiperinflasi,pneumothoraks,efusi pleura,dan tumor paru.
c.       Pengukuran fungsi paru
Penggunaan spirometer dapat membuat kita mengetahui ada tidaknya gangguan obstruksi paru.
d.      EKG
Adanya hipertensi pulmonal dapa dilihat pada EKG yang ditandai dengan perubahan gelombang P meninggi di sadapan II,III,dan AVF,serta jantung yang mengalami hipertropi ventrikel kanan. Iskemia dan aritmia jantung sering dijumpai pada gangguan ventilasi dan oksigenasi.
e.       Pemeriksaan Sputum
Yang perlu diperhatikan ialah warna,bau,dan konsistensi.Jika perlu dilakukan kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab.Jika dijumpai ada garis-garis darah pada sputum (blood strekaed),kemungkinan disebabkan oleh brinkitis,bronkiektasis,pneumonia,TB paru,dan keganasan.Sputum yang berwarna merah jambu dan berbuih kemungkinan disebaban udem paru.Untuk sputum yang mengandung banyak sekali darah,lebih sering merupakan tanda dari TB paru atau adanya keganasan paru.

a.      PENATALAKSANAAN MEDIS
·         Pantau ABC
·         Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
·         Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinue (CPAP) atau PEEP
·         Inhalasi nebuliser
·         Fisioterapi dada
·         Pemantauan hemodinamik/jantung
·         Pengobatan: Brokodilator dan Steroid
·         Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan



Prinsip penanganan Gagal Nafas
a.    Sekret yang tidak tertahan (batuk tidak efektif) : Hidrasi yang memadai,ekspektoran,aerosol,batuk yang dibantu,aspirasi dengan kateter,penyedotan bronkoskopi,aspirasi dengan selang endotrakeal.
b.    Hipoksemia : therapi oksigen yang bertahap dengan pemantauan gas darh yang sering.
c.    Hiperkapnia : Rangsangan respiratorik (overdosis obat),hindari sedasi,ventilasi buatan melalui selang ET.
d.   Infeksi saluran nafas : Antibiotik,diberikan sebaiknya setelah diperoleh hasil kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab.
e.    Bronkospasme : Obat-obatan brobkodilator.

A.    KONSEP DASAR KEPERAWATAN
      Terlampir.


     
      Untuk lebih lengkapnya silahkan download disini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar